Ber-Internet Jadi Gaya Hidup Baru

Surabaya (ANTARA News) – Berinternet kini telah menjadi gaya hidup baru di kalangan masyarakat, sehingga keinginan untuk “melek” internet atau tidak gagap teknologi pun terus berkembang.

Communication Manager Telkom Jatim, Djadi Soegiarto, di Surabaya, Minggu, mencontohkan digulirkannya “Jatim e-Province” oleh Menteri Komunikasi dan Informatika M Nuh, pada 11 Nopember 2007, telah merangsang masyarakat berinternet.

“Masyarakat jadi ingin melek internet, ketimbang dikatakan `gaptek` atau kurang gaul oleh koleganya,” kata Djadi.

Hal itu berimbas positif terhadap pemanfaatan internet di masyarakat. Pada tahun ini pengguna (user) internet ternyata lebih banyak untuk pendidikan, bukan lagi seperti trend pada 2006 yang memanfaatkan internet lebih banyak untuk “entertainment” seperti “game online”, dan “chatting”.

Kecenderungan seperti itu, juga terlihat di ajang pameran “Komputexpo” di AJBS Surabaya 12-16 Desember 2007. Respon pengunjung terhadap layanan internet berkecepatan tinggi “Speedy” sangat besar.

“Dalam sehari di `counter Speedy` terjadi lebih dari 30 transaksi. Sebagian besar dari kalangan pelajar dan mahasiswa,” kata Djadi.

Ia mengakui menjelang akhir 2007, pertumbuhan (growth) pelanggan Speedy, naik signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan Speedy tahun ini naik 180 persen. Akhir tahun lalu pelanggan Speedy di Jatim masih sekitar 15 ribuan, sedangkan akhir tahun ini sudah menembus angka 42 ribu lebih.

Selain gencarnya program pemasaran yang digalakkan Telkom, kenaikan itu dipicu juga dengan dijadikannya Jatim sebagai “e-Province”, yaitu propinsi pertama di Indonesia yang sudah lebih dahulu memanfaatkan multimedia.

“Dengan e-Province ini, masyarakat Jawa Timur menjadi makin `aware` terhadap kebutuhan di bidang teknologi informasi, dan ini berimbas pada meningkatnya jumlah user TelkomNet Instan maupun Speedy,” katanya menambahkan.

Jumlah pengguna TelkomNet Instan di Jatim mencapai 100-150 ribuan, 50 ribu di antaranya adalah pengguna pasif, sedangkan 10 persen diantara pengguna TelkomNet Instan tersebut sudah tergolong pada “high usage”, sehingga merupakan pasar potensial untuk Speedy.

Akselerasi

Guna mengakselerasi tercapainya Jatim e-Province, Telkom Jatim terus membangun akses internet “hotspot wi-fi” di sejumlah lokasi di Jatim. Di Jatim saat ini sudah ada 338 lokasi bisa dipakai untuk akses internet “wi-fi” menggunakan Speedy.

Dari 338 lokasi tersebut, kata Djadi, alun-alun Malang, Ngawi, dan Tulungagung rata-rata menggunakan “bandwidth” paling besar, atau sekitar 20 Gbyte dalam sebulan. Sedangkan untuk akademik area paling besar adalah Universitas Brawijaya Malang, dan Pasaraya Sri Ratu Madiun untuk “public area”.

Untuk mempercepat learning process, Telkom sudah membangun lebih dari 25 laboratorium “Broadband Learning Center” (BLC) di beberapa kota di Jatim, dan akan terus ditambah lagi pada 2008. Di BLC masyarakat bisa belajar internet gratis.

Rata-rata per bulan ada 600 peserta di masing-masing BLC, dan tiap hari Telkom memberi pelatihan dua “shift”. Instruktur dari Telkom. “Telkom hingga akhir tahun depan menargetkan membangun akses internet `wi-fi` di 1.000 titik,” kata Djadi.

Sementara itu, sebagai komitmen membangun Indonesia cerdas melalui internet, Telkom Jatim paling lambat awal 2008, meluncurkan tarif internet murah. Tarif TelkomNet Instan yang sebelumnya Rp9.900 per jam diturunkan hingga 70 persen menjadi sekitar Rp1.000 hingga Rp3.000 per jam. (*)