Pelatih Optimistis La Memo Masih Kompetitif untuk Olimpiade 2028
Pelatih dayung Indonesia Muhammad Hadris optimistis La Memo masih bisa bersaing di Los Angeles 2028. Olimpiade 2024 jadi pelajaran penting mereka agar lebih mempersiapkannya.
Turun sebagai satu-satunya wakil Indonesia dari cabang disiplin rowing di Olimpiade Paris 2024, laju Memo di nomor single sculls putra memang kurang maksimal. Atlet kelahiran Pulau Osi itu gagal melangkah ke perempatfinal setelah finis ketiga di babak repechage 2 pada perlombaan di Mautical St. Flat Water, pada akhir bulan lalu.
Memo harus puas dengan catatan waktu 7 menit 19,60 detik, sekaligus membuatnya harus tersingkir tanpa merebut medali. Padahal jika menilik Olimpiade di Rio de Janeiro, delapan tahun silam, dia membukukan waktu 6 menit 59,44 detik.
M. Hadris, pelatih kepala tim rowing Indonesia, memberikan catatan penyebab Memo kurang tampil maksimal di Olimpiade tahun ini.
Baca juga: Olimpiade 2024: La Memo Finis Ketiga, Gagal ke Perempatfinal |
“Harapan kami kemarin itu, dia masuk ke final C kan, seperti 8 tahun sebelumnya waktu di Olimpiade Rio. Tapi salah satu kendala, Memo dalam mengikuti Olimpiade sekarang situasinya berbeda buat dia,” kata Hadris kepada pewarta setibanya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, bersama Memo.
“Selama ini, kami siapkan dia untuk (nomor) beregu yang berdua dan berempat. Berbeda situasinya waktu di Rio. Di Rio itu, fokusnya mendayung sendiri saja, individu. Nah setelah di Rio, kemudian masuk ke 2018, kami tak mainkan di nomor individu single scull, tapi berdua, berempat seperti gitu. Jadi mungkin itu salah satu faktornya itu,” lanjutnya.
Meskipun begitu, Hadris menampik anggapan PB PODSI salah perhitungan dalam mempersiapkan Memo. Menurutnya, pihaknya sudah mengupayakan agar cabang disiplin rowing bisa meloloskan nomor double, tapi ternyata tak lolos kualifikasi. Melainkan nomor perseorangannya.
“Mungkin kalau mau bilang salah perhitungan juga, sebenarnya tidak juga sih. Kan kami coba juga, waktu di Swiss untuk last qualification itu kan nomor double, ternyata tidak lolos. Hanya masuk ke peringkat delapan kalau enggak salah itu,” ujarnya.
“Jadi ya kami timbang-timbang semua, kita runut lagi ke belakang, ya seperti itu. Tapi sebenarnya dengan hasil ini, sudah paling bagus jika melihat persiapan yang memang tidak maksimal,” kata Hadris.
“Karena kami juga coba bandingkan dengan hasil kualifikasi dengan yang sekarang, di race yang terakhir itu yang hampir sama dengan yang kualifikasi waktu kemarin. Bahkan dari penyisihan semua nanti di final yang kemarin, final E, memang menunjukkan peningkatan kan.”
Baca juga: Olimpiade 2024: La Memo Finis Ketiga di Final E |
Pada final E untuk menentukan peringkat ke-25 hingga ke-30 di Olimpiade 2024, Memo finis di urutan ketiga dengan catatan waktu 7 menit 2,23 detik.
“Tinggal ya mungkin berikutnya, karena memang usia Memo masih 29 tahun, 4 tahun ke depan 33, masih layak-lah untuk kelas olimpiade,” lanjutnya.
Hadris optimistis karena Memo kini memiliki pelapis yang dapat membantunya bersaing, dan pelapisnya tersebut telah mengikuti training camp bersama Memo di Belanda beberapa waktu lalu.
“Kami bawa dua atlet yang setinggi Memo. Meskipun mereka marginnya masih jauh lumayan lah 10-15 detik. Tapi mengingat waktu yang masih ya kurang lebih 4 tahun, insyaAllah kita bangun lagi tim ini menjadi persiapan buat Olimpiade Los Angeles,” kata Hadris.
(mcy/krs)